Betapa pun Rasulullah Saw. sudah
menjanjikan bahwa satu kebaikan akan dilipatgandakan balasannya menjadi sepuluh
kali lipat dan satu kesalahan hanya dicatat satu. Tapi, kalau kita mau jujur, hari-hari
yang kita jalani membuat dosa kita lebih banyak dari pada ganjaran yang harus
kita raih. Padahal detik demi detik berlalu, usia kita semakin berkurang,
sedang dosa kian membumbung tinggi. Allah Maha Pemurah, Dia menyiapkan
fasilitas taubat dan dengannya akan dihabiskan seluruh dosa-dosa sekiranya kita
bertaubat dengan taubatan nasuha (taubat yang sebenar-benarnya). Perintah untuk
bersegera dalam bertaubat telah Allah jelaskan dalam firmanNya, "Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu, dan kepada syurga yang luasnya
seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu,
orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang
lain.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan".Demikian pula Rasulullah menuntun umatnya untuk bertobat,
"Takutlah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada, dan susulilah
keburukan dengan perbuatan kebaikan,
Allah pasti akan menghapusnya". Maha benar Allah
dan RasulNya. Kian hari jatah hidup kita kian sedikit, mau tidak mau umur kita
semakin habis. Tapi kalau mau jujur, dosa kita kian banyak. Kita bukan
malaikat, pasti ada peluang tergelincir. Tapi, insya Allah kita juga bukan
setan, peluang untuk selamat juga sangat besar. Oleh karena itu, jangan takut
oleh dosa besar yang sudah terjadi, jikalau disertai dengan taubat. Karena,
tidak ada dosa besar kecuali orang yang terlanjur berburuk sangka pada ampunan
Allah. Dosa sebesar gunung, ampunan Allah bisa seluas langit dan bumi. Barang
siapa yang merasa berlumur dan bergelimang maksiat, maka ampunan Allah lebih
besar lagi. Justru orang yang tidak mau tobat itu yang jadi masalah. Namun
jangan menganggap remeh dosa-dosa kecil, karena tidak ada yang kecil bagi
Allah. Semua perbuatan akan diperhitungkan.
Ampunan Allah itu benar-benar mempesona.
Maka, taubat nasuha merupakan sebuah indikasi bahwa kita benar-benar telah
tobat. Seperti apa taubat nasuha itu? Rasulullah Saw saja setiap hari minimal
100 kali beristighfar memohon ampunan, padahal beliau dipelihara dari dosa dan
dijamin akan masuk syurga. Ada tiga langkah dalam mengupayakan taubat nauha
ini. Pertama, kita harus belajar menyesali perbuatan kita. Tidak termasuk orang
yang bertaubat yang merasa bangga dengan kebusukan masa lalunya. Jangan sampai
kita berpikir untuk mengulanginya lagi. Nah, kita harus berpikir, mengapa hidup
ini harus kita sia-siakan? Mengapa mata ini berlumur dosa? Mengapa tubuh saya
bergelimang maksiat? Rasa sakit, perih penyesalan, itulah tanda-tanda kualitas
taubat. Kedua, secara eksplisit kita memohon ampunan. Bisa misalnya dengan do'a
Robbanaa dholamnaa anfusanaa wa in lam taghfirlanaa wa tarhamna lanakuunannaa
minal khoosiriin. (Ya Allah, saya sudah zhalim pada diri ini.
Kalau Engkau tidak ampuni, maka celakalah
saya). Taubat harus disertai dengan cara eksplisit yaitu atau dengan do'a
taubat seperti Nabi Yunus a.s. ; laa ilaaha illaa anta, subhaanaka innii kuntu
minazhzhaalimiin. Berdo'a memohon ampunan Allah bisa menggunakan bahasa apa
saja asalkan tulus. Dan yang ketiga adalah keinginan untuk tidak mengulanginya
perbuatan dosa lagi. Bukan hanya tidak mengulanginya lagi, niat untuk
mengulanginya juga harus tidak ada.
Jangan sampai kita bertaubat, kita juga
punya perencanaan untuk mengulanginya lagi. Dan seperti yang diungkapkan oleh
hadits Rasululloh Saw., bahwa salah satu komponen kesempurnaan taubat
melanjutkannya dengan berbuat kebaikan. Kalau dulu kita pernah mengambil uang
secara kurang halal, selain kita harus membersihkan diri, kita juga harus
mengembalikannya pada yang berhak, dan perbanyaklah shadaqah. Kalau pernah
merasa mabok, minum minuman yang haram, makan makanan haram, selain dengan
taubat, banyak-banyaklah shadaqah. Kalau kita pernah menyakiti seseorang,
selain kita perlu minta maaf, perbanyaklah menolong orang, do'akan kebaikan,
dan hati-hatilah agar tidak menyakiti lagi. Sebusuk-busuk dosa adalah justru
orang yang tidak mau bertaubat. Hati-hati, orang yang baik itu adalah orang
yang merasa berlumur dosa, dibanding merasa jadi orang yang shalih.
Jangan meremehkan preman yang bertaubat,
karena siapa tahu taubatnya lebih bagus dari pada taubat kita yang merasa sudah
banyak amal. Kalau ada seorang yang menjerit dalam hati memohon ampunan kepada
Allah, berderai air mata, karena dia berlumur dosa, jangan kita remehkan, siapa
tahu taubatnya itu selain diampuni, juga habis dosa-dosanya yang lain.
Kita bisa tahu apakah taubat seseorang itu
diterima atau tidak. Cirinya adalah terjadinya perubahan pada diri setelah dia
bertobat. Orang yang berubah menjadi semakin baik, dia mendapatkan taufik dari
Allah SWT.
Orang yang bertaubat jadi senang mencari
ilmu. Kalau orang taubatnya bagus, dia akan makin senang ke agama. Dia akan
lebih sering menghadiri majelis ta'lim, memutar kaset dan menyetel radio untuk
menumbuhkan ruh Islamnya, atau melihat acara TV yang dapat menambah kualitas
ilmunya. Ciri kedua, dia makin senang berbuat kebaikan. Shalatnya jadi makin
bagus, makin tepat waktu, senang berjama'ah, shadaqahnya kian melimpah. "Dan
orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan jalan-jalan Kami kepada mereka".(QS. Al Ankabut : 69). Dan orang
yang sungguh-sungguh kepada Allah, maka Allah lebih bersungguh-sungguh lagi
menunjukkan jalanNya. Orang yang taubatnya bagus, maka akhlaknya pun akan makin
bagus, kian dermawan, nampak ada peningkatan berarti.
Kita disuruh untuk bersegera memohon
ampunan dan memperbanyak istighfar pada Allah SWT atas dosa yang telah kita
lakukan, karena orang yang banyak istighfar itu insya Allah batinnya akan lebih
tenteram, akan selalu ada jalan keluar bagi segala permasalahan yang
dihadapinya dan Allah akan mewariskan rizki dari tempat yang tidak diduga-duga.
Makin banyak kita bertaubat, insya Allah
kita akan makin siap untuk berpulang padaNya. Kalau kita meminta maaf jangan
pake embel-embel! Taubat terus, jangan sungkan meminta maaf walaupun pada anak
sendiri. Jangan tunda lagi terutama sepertiga malam menjelang shubuh. Itu
adalah saat taubat yang paling baik. Menjelang maghrib dari Ashar, saat ibadah
haji, atau saat bulan Ramadlan. Beristighfarlah terus, baik sambil berjalan,
duduk, bahkan sambil berbaring. Ada keterangan dari Rasul tentang taubat kumat
atau dikenal dengan tomat. Jika kita tobat, lalu tergelincir lagi, dan taubat
lagi, dan tergelincir lagi, sampai kita bosan tobat, Allah tidak akan pernah
bosan untuk menerima tobat kita. yang penting, kita tidak boleh
merencanakannya. Karena kalau sudah direncanakan, tidak termasuk taubat. Sebab
merencanakan taubat berarti merencanakan berbuat dosa sebelumnya.Perbanyaklah
taubat! Gunakanlah salah satu cara yang efektif. Mulailah kita membuat daftar
dosa kita kepada Allah, kepada orang tua, pada tetangga, dan lain sebagainya.
Lalu kita terus memohon ampunan atas semua dosa-dosa kita itu. Dan lakukanlah
hal tersebut terus menerus, agar saat nanti kita dipanggil olehNya kita telah
siap. Orang yang ahli istighfar seperti sebingkai cermin. Cermin, jika
dibersihkan terus menerus akan mengkilap. Dengan itu, dia bisa bercermin dan orang
lain juga bisa. Makin bersih diri kita, insya Allah kita akan menjadi suri
tauladan bagi orang yang meniru kita dan insya Allah ganjarannya pun adalah
untuk kita sendiri juga. Wallahu a'lam.
0 komentar:
Posting Komentar