Senin, 21 Juli 2014

Taubat Nasuha

Betapa pun Rasulullah Saw. sudah menjanjikan bahwa satu kebaikan akan dilipatgandakan balasannya menjadi sepuluh kali lipat dan satu kesalahan hanya dicatat satu. Tapi, kalau kita mau jujur, hari-hari yang kita jalani membuat dosa kita lebih banyak dari pada ganjaran yang harus kita raih. Padahal detik demi detik berlalu, usia kita semakin berkurang, sedang dosa kian membumbung tinggi. Allah Maha Pemurah, Dia menyiapkan fasilitas taubat dan dengannya akan dihabiskan seluruh dosa-dosa sekiranya kita bertaubat dengan taubatan nasuha (taubat yang sebenar-benarnya). Perintah untuk bersegera dalam bertaubat telah Allah jelaskan dalam firmanNya, "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu, dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu, orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain.

Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan".Demikian pula Rasulullah menuntun umatnya untuk bertobat, "Takutlah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada, dan susulilah keburukan dengan perbuatan kebaikan, Allah pasti akan menghapusnya". Maha benar Allah dan RasulNya. Kian hari jatah hidup kita kian sedikit, mau tidak mau umur kita semakin habis. Tapi kalau mau jujur, dosa kita kian banyak. Kita bukan malaikat, pasti ada peluang tergelincir. Tapi, insya Allah kita juga bukan setan, peluang untuk selamat juga sangat besar. Oleh karena itu, jangan takut oleh dosa besar yang sudah terjadi, jikalau disertai dengan taubat. Karena, tidak ada dosa besar kecuali orang yang terlanjur berburuk sangka pada ampunan Allah. Dosa sebesar gunung, ampunan Allah bisa seluas langit dan bumi. Barang siapa yang merasa berlumur dan bergelimang maksiat, maka ampunan Allah lebih besar lagi. Justru orang yang tidak mau tobat itu yang jadi masalah. Namun jangan menganggap remeh dosa-dosa kecil, karena tidak ada yang kecil bagi Allah. Semua perbuatan akan diperhitungkan.
Ampunan Allah itu benar-benar mempesona. Maka, taubat nasuha merupakan sebuah indikasi bahwa kita benar-benar telah tobat. Seperti apa taubat nasuha itu? Rasulullah Saw saja setiap hari minimal 100 kali beristighfar memohon ampunan, padahal beliau dipelihara dari dosa dan dijamin akan masuk syurga. Ada tiga langkah dalam mengupayakan taubat nauha ini. Pertama, kita harus belajar menyesali perbuatan kita. Tidak termasuk orang yang bertaubat yang merasa bangga dengan kebusukan masa lalunya. Jangan sampai kita berpikir untuk mengulanginya lagi. Nah, kita harus berpikir, mengapa hidup ini harus kita sia-siakan? Mengapa mata ini berlumur dosa? Mengapa tubuh saya bergelimang maksiat? Rasa sakit, perih penyesalan, itulah tanda-tanda kualitas taubat. Kedua, secara eksplisit kita memohon ampunan. Bisa misalnya dengan do'a Robbanaa dholamnaa anfusanaa wa in lam taghfirlanaa wa tarhamna lanakuunannaa minal khoosiriin. (Ya Allah, saya sudah zhalim pada diri ini.
Kalau Engkau tidak ampuni, maka celakalah saya). Taubat harus disertai dengan cara eksplisit yaitu atau dengan do'a taubat seperti Nabi Yunus a.s. ; laa ilaaha illaa anta, subhaanaka innii kuntu minazhzhaalimiin. Berdo'a memohon ampunan Allah bisa menggunakan bahasa apa saja asalkan tulus. Dan yang ketiga adalah keinginan untuk tidak mengulanginya perbuatan dosa lagi. Bukan hanya tidak mengulanginya lagi, niat untuk mengulanginya juga harus tidak ada.
Jangan sampai kita bertaubat, kita juga punya perencanaan untuk mengulanginya lagi. Dan seperti yang diungkapkan oleh hadits Rasululloh Saw., bahwa salah satu komponen kesempurnaan taubat melanjutkannya dengan berbuat kebaikan. Kalau dulu kita pernah mengambil uang secara kurang halal, selain kita harus membersihkan diri, kita juga harus mengembalikannya pada yang berhak, dan perbanyaklah shadaqah. Kalau pernah merasa mabok, minum minuman yang haram, makan makanan haram, selain dengan taubat, banyak-banyaklah shadaqah. Kalau kita pernah menyakiti seseorang, selain kita perlu minta maaf, perbanyaklah menolong orang, do'akan kebaikan, dan hati-hatilah agar tidak menyakiti lagi. Sebusuk-busuk dosa adalah justru orang yang tidak mau bertaubat. Hati-hati, orang yang baik itu adalah orang yang merasa berlumur dosa, dibanding merasa jadi orang yang shalih.
Jangan meremehkan preman yang bertaubat, karena siapa tahu taubatnya lebih bagus dari pada taubat kita yang merasa sudah banyak amal. Kalau ada seorang yang menjerit dalam hati memohon ampunan kepada Allah, berderai air mata, karena dia berlumur dosa, jangan kita remehkan, siapa tahu taubatnya itu selain diampuni, juga habis dosa-dosanya yang lain.
Kita bisa tahu apakah taubat seseorang itu diterima atau tidak. Cirinya adalah terjadinya perubahan pada diri setelah dia bertobat. Orang yang berubah menjadi semakin baik, dia mendapatkan taufik dari Allah SWT.
Orang yang bertaubat jadi senang mencari ilmu. Kalau orang taubatnya bagus, dia akan makin senang ke agama. Dia akan lebih sering menghadiri majelis ta'lim, memutar kaset dan menyetel radio untuk menumbuhkan ruh Islamnya, atau melihat acara TV yang dapat menambah kualitas ilmunya. Ciri kedua, dia makin senang berbuat kebaikan. Shalatnya jadi makin bagus, makin tepat waktu, senang berjama'ah, shadaqahnya kian melimpah. "Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami kepada mereka".(QS. Al Ankabut : 69). Dan orang yang sungguh-sungguh kepada Allah, maka Allah lebih bersungguh-sungguh lagi menunjukkan jalanNya. Orang yang taubatnya bagus, maka akhlaknya pun akan makin bagus, kian dermawan, nampak ada peningkatan berarti.
Kita disuruh untuk bersegera memohon ampunan dan memperbanyak istighfar pada Allah SWT atas dosa yang telah kita lakukan, karena orang yang banyak istighfar itu insya Allah batinnya akan lebih tenteram, akan selalu ada jalan keluar bagi segala permasalahan yang dihadapinya dan Allah akan mewariskan rizki dari tempat yang tidak diduga-duga.
Makin banyak kita bertaubat, insya Allah kita akan makin siap untuk berpulang padaNya. Kalau kita meminta maaf jangan pake embel-embel! Taubat terus, jangan sungkan meminta maaf walaupun pada anak sendiri. Jangan tunda lagi terutama sepertiga malam menjelang shubuh. Itu adalah saat taubat yang paling baik. Menjelang maghrib dari Ashar, saat ibadah haji, atau saat bulan Ramadlan. Beristighfarlah terus, baik sambil berjalan, duduk, bahkan sambil berbaring. Ada keterangan dari Rasul tentang taubat kumat atau dikenal dengan tomat. Jika kita tobat, lalu tergelincir lagi, dan taubat lagi, dan tergelincir lagi, sampai kita bosan tobat, Allah tidak akan pernah bosan untuk menerima tobat kita. yang penting, kita tidak boleh merencanakannya. Karena kalau sudah direncanakan, tidak termasuk taubat. Sebab merencanakan taubat berarti merencanakan berbuat dosa sebelumnya.Perbanyaklah taubat! Gunakanlah salah satu cara yang efektif. Mulailah kita membuat daftar dosa kita kepada Allah, kepada orang tua, pada tetangga, dan lain sebagainya. Lalu kita terus memohon ampunan atas semua dosa-dosa kita itu. Dan lakukanlah hal tersebut terus menerus, agar saat nanti kita dipanggil olehNya kita telah siap. Orang yang ahli istighfar seperti sebingkai cermin. Cermin, jika dibersihkan terus menerus akan mengkilap. Dengan itu, dia bisa bercermin dan orang lain juga bisa. Makin bersih diri kita, insya Allah kita akan menjadi suri tauladan bagi orang yang meniru kita dan insya Allah ganjarannya pun adalah untuk kita sendiri juga. Wallahu a'lam.


0 komentar:

Posting Komentar

Free money making opportunity. Join Cashfiesta.com and earn cash.